Demo Dengan Membakar Atau Menginjak-injak Foto

Bagaimana demo dengan membakar atau menginjak nginjak foto seorang pemimpin yang di demo ?
       Jawaban :
Tidak diperbolehkan. Karena demo dengan cara ‐ cara tersebut (menginjak ‐ injak foto Presiden atau membawa gambar kerbau), secara 'urf adalah bentuk ‐ bentuk penghinaan (ihanah) pada presiden.
Deskripsi masalah
Dari sabang sampai merauke, dari pojok pasar sampai ujung kota tak jarang kita temui para penjual batu akik yang bagaikan jamur, mulai dari penjual pinggir jalan sampai pameran besar yang memanjakan pecinta batu akik.Mereka bisa memilih batu akik mulai dari harga puluhan ribu hingga akik yang berharga jutaan rupiah.
Pertanyaan
a.       Adakah dasar menggunakan perhiasan akik bagi seorang laki laki sehingga mereka berani mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk bisa memperolehnya ?
b.      Bolehkan menggunakan batu akik dengan emban yang dilapisi atau bahkan menggunakan emas ?
Jawaban
a.       Ada dasarnya Memakai cincin batu akik bahkan ada yang mengatakan termasuk sunnah Rasul juga.
شرح النووي على مسلم - (ج 7 / ص 187(
3907 - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ الْمِصْرِيُّ أَخْبَرَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ حَدَّثَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ آَانَ خَاتَمُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ وَرِقٍ وَآَانَ فَصُّهُ حَبَشِيًّا
“Dari Anas bin Malik ra ia berkata, bahwa cincin Rasulullah shollallohu alaihi wasallam itu terbuat dari perak dan mata cincinya itu mata cincin Habasyi”. (H.R. Muslim)
)وَآَانَ فَصُّهُ حَبَشِيًّا ) قَالَ الْعُلَمَاءُ يَعْنِى حَجَرًا حَبَشِيًّا أَىْ فَصًّا مِنْ جَزْعٍ أَوْ عَقِيقٍ فَإِنَّ مَعْدِنَهُمَا بِالْحَبَشَۃ وَالْيَمَنِ وِقِيلَ لَوْنُهُ حَبَشِىٌّ أَىْ أَسْوَدُ وَجَاءَ فِى صَحِيحِ الْبُخَارِيِّ مِنْ رِوَايَةِ حَمِيدٍ عَنْ أَنَسٍ أَيْضًا فَصُّهُ مِنْهُ قَالَ بْنُ عَبْدِ الْبَرِّ هَذَا أَصَحُّ وَقَالَ غَيْرُهُ آِلَاهُمَا صَحِيحٌ وَآَانَ لِرَسُولِ االلهِ صَلَّى االلهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى وَقْتٍ خَاتَمٌ فَصُّهُ مِنْهُ وَفِى وَقْتٍ خَاتَمٌ فَصُّهُ حَبَشِىٌّ وَفِى حَدِيثٍ آخَرَ فَصُّهُ مِنْ عَقِيقٍ
Artinya : (Dan mata cincinnya itu mata cincin Habasyi). Para ulama berkata maksudnya adalah batu Habasyi yaitu batu mata cincin dari jenis batu merjan atau akik. Karena keduanya dihasilkan dari penambangan batu yang ada Habsyi dan Yaman. Dan dikatakan (dalam pendapat lain) warnanya itu seperti kulit orang Habasyi yaitu hitam. Begitu juga terdapat dalam Shahih al‐ Bukhari riwayat dari Hamid dan Anas bin Malik yang menyatakan bahwa mata cincinya itu dari perak. Menurut Ibnu Abd al‐Barr ini adalah yang paling sahih.
b.      Tidak boleh, dan haram hukumnya.
فتح القدير - (ج 22 / ص 181(
( قَوْلُهُ وَلَا يَجُوزُ لِلرِّجَالِ التَّحَلِّيَ بِالذَّهَبِ لِمَا رَوَيْنَا وَلَا بِالْفِضَّةِ لِأَنَّهَا فِي مَعْنَاهُ ) أَقُولُ : لِمَانِعٍ أَنْ يَمْنَعَ آَوْنَهُ فِي مَعْنَاهُ ، آَيْفَ وَقَدْ صَرَّحَ فِيمَا بَعْدُ بِأَنَّهَا أَدْنَى مِنْهُ حَيْثُ قَالَ فِي تَعْلِيلِ حُرْمَةِ التَّخَتُّمِ بِالذَّهَبِ عَلَى الرِّجَالِ . وَلِأَنَّ الْأَصْلَ فِيهِ التَّحْرِيمُ ، وَالْإِبَاحَةُ ضَرُورَةُ التَّخَتُّمِ أَوْ النَّمُوذَجُ وَقَدْ انْدَفَعَتْ بِالْأَدْنَى وَهُوَ الْفِضَّةُ . وَلَا يَخْفَى أَنَّ الْأَدْنَى لَا يَكُونُ فِي مَعْنَى الْأَعْلَى . وَتَوْضِيحُهُ أَنَّ مَقْصُودَ الْمُصَنِّفِ بِقَوْلِهِ : لِأَنَّهَا فِي مَعْنَاهُ إثْبَاتُ عَدَمِ جَوَازِ التَّحَلِّي بِالْفِضَّةِ لِلرِّجَالِ بِدَلَالَةِ النَّصِّ الْوَارِدِ فِي حُرْمَةِ الذَّهَبِ عَلَى الرِّجَالِ وَهُوَ قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { هَذَانِ حَرَامَانِ عَلَى ذُآُورِ أُمَّتِي } وَقَدْ تَقَرَّرَ فِي عِلْمِ الْأُصُولِ أَنَّ شَرْطَ دَلَالَةِ النَّصِّ أَنْ يَكُونَ الْمَسْكُوتُ عَنْهُ أَوْلَى مِنْ الْمَنْطُوقِ فِي الْحُكْمِ الثَّابِتِ لِلْمَنْطُوقِ أَوْ مُسَاوِيًا لَهُ فِيهِ ، وَلَا يَجُوزُ أَنْ يَكُونَ أَدْنَى مِنْهُ ، وَلَيْسَ الْأَمْرُ فِي الْفِضَّةِ آَذَلِكَ لِمَا عَرَفْت ( قَوْلُهُ وَمِنْ النَّاسِ مَنْ أَطْلَقَ فِي الْحَجَرِ الَّذِي يُقَالُ لَهُ يَشْبُ ؛ لِأَنَّهُ لَيْسَ بِحَجَرٍ ، إذْ لَيْسَ لَهُ ثِقَلُ الْحَجَرِ ) أَقُولُ : الِاسْتِدْلَال عَلَى عَدَمِ حُرْمَةِ التَّخَتُّمِ بِالْيَشْبِ بِأَنَّهُ لَيْسَ بِحَجَرٍ مِمَّا لَا حَاصِلَ لَهُ ؛ لِأَنَّ مَا لَيْسَ بِحَجَرٍ قَدْ يَكُونُ مِمَّا يَحْرُمُ التَّخَتُّمُ بِهِ بِلَا خِلَافٍ آَالْحَدِيدِ وَالصُّفْرِ ، وَلَمْ يَرِدْ نَصٌّ فِي حُرْمَةِ التَّخَتُّمِ بِالْحَجَرِ آَوُرُودِهِ فِي الذَّهَبِ وَالْحَدِيدِ وَالصُّفْرِ يَكُونَ الْمَقْصُودُ مِنْ نَفْيِ آَوْنِهِ حَجَرًا هُوَ الِاحْتِرَازُ عَنْ آَوْنِهِ مَوْرِدَ نَصِّ الْحُرْمَةِ ، بَلْ وَرَدَ النَّصُّ فِي جَوَازِ التَّخَتُّمِ بِبَعْضِ الْأَحْجَارِ آَالْعَقِيقِ ، فَإِنَّهُ رُوِيَ { أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آَانَ يَتَخَتَّمُ بِالْعَقِيقِ } وَقَالَ { تَخَتَّمُوا بِالْعَقِيقِ فَإِنَّهُ مُبَارَكٌ } آَمَا ذَآَرَهُ فِي الْكَافِي وَغَيْرِهِ . فَكَانَ التَّشَبُّثُ بِكَوْنِهِ حَجَرًا أَظْهَرَ نَفْعًا فِي إثْبَاتِ مُدَّعِي مَنْ قَالَ بِعَدَمِ حُرْمَةِ التَّخَتُّمِ بِهِ مِنْ نَفْيِ آَوْنِهِ حَجَرًا ، وَعَنْ هَذَا قَالَ الْإِمَامُ قَاضِي خَانْ فِي شَرْحِ الْجَامِعِ الصَّغِيرِ وَفِي فَتَاوَاهُ : ظَاهِرُ لَفْظِ الْكِتَابِ يَقْتَضِي آَرَاهَةَ التَّخَتُّمِ بِالْحَجَرِ الَّذِي يُقَالُ لَهُ يَشْبُ .
 (Dikatakan: tidak diperbolehkan bagi pria untuk berhias (beraksessories) dengan emas sebagaimana telah kami paparkan, dan tidak juga dengan perak karena perak termasuk satu jenis dengan emas). Saya katakana:    kepada yang menolak alasan perak adalah karena sejenis dengan emas:Mereka berpendapat bahwa perak lebih rendah dibandingkan dengan emas, dan itu dijadikan alas an hukum haram bagi laki‐laki yang menggunakan cincin emas. Dan karena dasar hukumnya haram, maka terjadinya hukum mubah adalah karena alasan untuk keperluan cincin (karena dianggap lebih rendah dari emas) dan barang yang dicontohkan seperti ikat pinggang dan hiasan pedang. Maka hukum mubah (lebih rendah dari haram) berlaku untuk hal yang lebih rendah, yaitu perak. Dan memang sudah diketahui bahwa sesungguhnya yang lebih rendah tidak dapat digolongkan dalam satu jenis. Penjelasan pengarang    yang mengatakan    “karena perak satu jenis dengan emas” yaitu: Pengukuhan tidak diperbolehkannya berhias dengan perak diambil dari dalil hadist yang mengharamkan emas bagi hiasan laki‐laki, yaitu sabda Nabi SAW (tentang emas dan sutra): (Dua hal ini haram bagi umatku laki‐laki). Sudah sering diulang‐ulang dalam Ilmu Usul, bahwa syarat dalil nash haruslah maskut anhu (yang tidak dijabarkan) lebih tinggi dari dari yang dijelaskan (al Manthuq fil hukmi) atau paling tidak setara, maka tidak boleh lebih rendah. Dan perak di sini bukan pada posisi lebih rendah dari emas. (Dikatakan:    dan menurut sebagian orang yang menyampaikan tentang batu yang disebut Jasper; ia bukan merupakan batu biasa maka tidak dikategorikan sebagai batu). Saya mengatakan: Dalil tentang tidak    diharamkannya Batu Jasper karena ia tidak termasuk batu biasa.  Kadang  yang selain batu bisa juga dilarang untuk dibuat cincin (sepakat tanpa khilaf) seperti besi dan kuningan. Dan tidak terdapat dalam nash    yang mengharamkan memakai cincin dari batu seperti dalam hal pengharaman emas, besi dan kuningan sehingga pelarangan tersebut ada karena alasan hati‐hati. Bahkan terdapat dalil yang membolehkan memakai cincin dari batu seperti AKIK. Diriwayatkan bahwa sesungghunya Nabi Muhammmad SAW pernah memakai cincin dari batu AKIK. Dan bersabda juga: (Pakailah cinicn dari batu AKIK) karena akan diberkahi. Maka yang berpendapat bahwa batu digunakan sebagai dasar penetapan untuk tidak mengharamkan memakai cincin dari batu karena ia menafikan hal itu batu (biasa). Dan dalam hal ini Imam Qodhi khon dalam Syarah Al Jami’us Shoghir” berfatwa: Dhohir lafadh kitab menjelaskan makruhnya bercincin dengan batu yang dinamakan batu Jesper.
البحر الرائق شرح آنز الدقائق - (ج 22 / ص 127(
لِقَوْلِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ { اتَّخِذْهُ مِنْ وَرِقٍ وَلَا تَزِدْهُ عَلَى مِثْقَالٍ } وَرَدَ النَّصُّ بِجَوَازِ التَّخَتُّمِ بِالْعَقِيقِ وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ { تَخَتَّمُوا بِالْعَقِيقِ } فَإِنَّهُ مُبَارَكٌ الْحَدِيثَ وَفِي الْحَاوِي : وَلَا بَأْسَ أَنْ يَتَّخِذَ الرَّجُلُ خَاتَمَ فِضَّةٍ فَإِنْ جَعَلَ فَصَّهُ مِنْ عَقِيقٍ أَوْ يَاقُوتٍ أَوْ فَيْرُوزَجَ أَوْ زُمُرُّدٍ فَلَا بَأْسَ بِهِ وَإِنْ نُقِشَ عَلَيْهِ اسْمُهُ أَوْ اسْمُ أَبِيهِ أَوْ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللَّهِ فَلَا بَأْسَ بِهِ وَلَا يَنْبَغِي أَنْ يُنْقَشَ عَلَيْهِ تَمَاثِيلُ مِنْ طَيْرٍ أَوْ هَوَامِّ الْأَرْضِ وَلَا بَأْسَ بِأَنْ يَشْرَبَ مِنْ آَفِّهِ وَفِي خِنْصَرِهِ خَاتَمُ ذَهَبٍ وَلَا بَأْسَ بِمِسْمَارِ الذَّهَبِ يُجْعَلُ فِي الْفِضَّةِ وَفِي الْيَنَابِيعِ آَانَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { يَتَخَتَّمُ بِالْيَمِينِ ، وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ بِالشِّمَالِ } وَفِي الْفَتَاوَى وَيَنْبَغِي أَنْ يَلْبَسَ الْخَاتَمَ فِي خِنْصَرِهِ الْيُسْرَى دُونَ سَائِرِ أَصَابِعِهِ وَلَا يَنْبَغِي أَنْ يُخَضِّبَ يَدَ الصَّغِيرِ أَوْ رِجْلَهُ .
Artinya : Dari sabda Rasulullah SAW : (Buatlah dari perak, namun jangan engkau genapkan hingga (beratnya) satu mitsqal). Terdapat dalil yang membolehkan bercincin dengan AKIK dan Rasulullah SAW bersabda: (bercincinlah dengan AKIK) karena akan diberkahi (Al Hadist). Dan di dalam Al Hawi: dan tidak mengapa seorang laki‐laki membuat cincin perak dan membuatkan mata cincinnya dari AKIK atau yaqut atau batu Persia atau emerald, dan dibolehkan di ukir diatasnya namanya atau nama bapaknya atau nama dari asma Allah. Dan tidak pantas untuk mengukir di atasnya gambar‐gambar dari burung dan serangga. Dan diperbolehkan memasang di telapak tangan dan jari manisnya cincin emas dan boleh dengan paku emas yang dibuat dengan warna perak. Dan di dalam kitab Yanabi’, Rasulullah SAW memakai cincin di jari manis tangan kiri bukan di jari lain, dan tidak pantas memasangkan pada tangan anak dan kakinya.Tidak boleh, dan haram hukumnya.  Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PCNU Kab. Klaten


اتحاف السادة المتقين مع إحياء علوم الدين - (ج 9 / ص 233(
الآفة الحادية عشر السخرية والاستهزاء وهذا محرم مهما آان مؤذيا آما قال تعالى يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا منهم ولا نساء من نساء عسى أن يكن خيرا منهن ومعنى السخرية الاستهانة والتحقير والتنبيه على العيوب والنقائص على وجه يضحك منه وقد يكون ذلك بالمحاآاة في الفعل والقول وقد يكون بالإشارة والإيماء وإذا آان بحضرة المستهزأ به لم يسم ذلك غيبة وفيه معنى الغيبة وهذا إنما يحرم في حق من يتأذى به فأما من جعل نفسه مسخرة وربما فرح من أن يسخر به آانت السخرية في حقه من جملة المزاح وقد سبق ما يذم منه وما يمدح وإنما المحرم استصغار يتأذى به المستهزأ به لما فيه من التحقير والتهاون وذلك تارة بأن يضحك على آلامه إذا تخبط فيه ولم ينتظم أو على أفعاله إذا آنت مشوشة آالضحك على خطه وعلى صنعته أو على صورته وخلقته إذا آان قصيرا أو ناقصا لعيب من العيوب فالضحك من جميع ذلك داخل في السخرية المنهى عنها .(قوله على وجه يضحك منه) على الملا (قوله وقد يكون ذلك بالمحاآاة في الفعل والقول الخ) وهو بجميع انواعه حرام لانه ايذاء (قوله لم يسم ذلك غيبه) لانها آما سياتي ذآر العيب على الغيب
فيض القدير - (ج 6 / ص 398(

)-9784 لا تسبوا الأئمة) الإمام الأعظم ونوابه وإن جاروا (وادعوا االله لهم بالصلاح فإن صلاحهم لكم صلاح) إذ بهم حراسة الدين [ ص 399[ وسياسة الدنيا وحفظ منهاج المسلمين وتمكينهم من العلم والعمل وقال الفضيل بن عياض: لو آان لي دعوة مستجابة ما صيرتها إلا في الإمام لأني لو جعلتها النفسي لم

ConversionConversion EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv
Thanks for your comment